Thursday, November 28, 2013

cerpen " Bila Harus Kehilangan "

BILA HARUS KEHILANGAN

cahaya mentari menyinari sekolah SMA NEGERI 3 SUBAH  saat itu siswa kelas XII masih menjalani ujian nasional di hari terakhir pelajaran yang di ujiankan yaitu pelajaran ipa , Septian Anugrah Eka Dinata   salah satu siswa di kelas itu yang mengikuti ujian sosok seorang cowok yang pendiam dan merupakan salah satu siswa yang berprestasi  itu telah selesai mengerjakan soal –soal ujian 20 menit sebelum bell berbunyi yang bertanda ujian telah selesai di lakasanakan,bell sekolah pun berbunyi bertanda ujian telah slesai di laksanakan, dan siswa -siswi kelas XII  merasa lega karena berkurang beban yang selama tiga tahun membebaninya,septian beserta teman - temannya pun bergegas pulang kerumah dan menunggu hasil ujian mereka beberapa minggu kemudian sedangkan siswa –siswi kelas X dan kelas XII kembali melakukan proses belajar seperti biasa .
hari senin tiba waktunya siswa – siswi kelas X & XII mulai masuk sekolah melakukan kegiatan belajar seperti biasanya   pagi itu  suasana sekolah mulai sepi karena siswa -siswi kelas XII tidak lagi melakukan aktivitas belajarnya, yang ada hanya ada siswa kelas X dan kelas XI. hening itulah yang di rasakan sekolah SMA N 3 SUBAH nani dan ira dua cewek ini telah bersahabat dari kecil mereka sangat akrab bahkan sudah seperti saudara.
" ira kamu ngerasa ada yang aneh gak dengan hari ini ? "
" aneh sih nan, sepi gak seperti biasa   "
" itu la, aku jadi gak semangat mau sekolah hari ini "
" ciie gak semangat,iy la kamu gak semangat pacar kamu udah gak belajar lagi dan sebentar lagi lulus " ejek ira ke nani
" akh ira kamu bisa aja " nanin tersipu malu
tiupan angin lambaian dedaunan menemani dua gadis manis itu, pentingan bell pun mulai terngiang di telinga kedua gadis itu, mereka bergegas untuk memasuki kelas yang tidak jauh dari tempat mereka meneduhkan hati mereka yang sudah mulai merasa kehilangan sosok kakak senior yang selama ini menemani hari - hari mereka. terik matahari semakin kuat proses belajar mengajar di kelas pun hampi berakhir, buk fatimah salah satu guru yang masuk di kelas nani dan ira itu mulai menutup proses belajar  mengajar itu
" baiklah anak - anak ibu rasa pembelajaran kita hari ini cukup sampai di sini, tugas yang ibu berikan jangan lupa di kerjakan dan di kumpulkan pada pertemuan selanjutnya "
" iya,bu "
" kalau begitu ibu akhiri dengan assallamualaikumwaromatullahhiwabarhakatu, hati- hati di jalan ya anak-anak "
" waallaikumsalamwarhamatullahhiwabarhakat, iya bu "
mereka berdesakan keluar kelas seakan tak memperdulikan teman mereka, nani yang tadinya merupaka gadis yang riang tidak memperdulikan jam pulang dia tetap saja berdiam diri di dalam ruangan kelas, sepertinya dia sangat terpuruk dengan keadaannya sekarang, ira yang merupakan sosok seorang sahabat nani dari kecil tidak diam begitu saja katika melihat seorang sahabatnya yang sedang di timpa kesedihan,tanpa pamrih ira langsung menyapa nani.
" nani kamu kenapa ? ayo kita pulang hari sudah mulai gelap sepertinya sebentar lagi turun hujan " dengan alunan suara yang lembut ira menyapa nani.
" ira aku sedang berada di posisi di mana aku harus memilih "
" emang kamu ada masalah apa ? selama ini kamu kelihatannya baik - baik saja atau kamu emang gak cerita dengan aku "
" maafkan aku ira , selama ini aku gak cerita sama kamu  sekarang aku berada diantara dua hati "
ira yang sempat kaget dan menunjukan wajah herannya kepada nani itupun dengan spontannya menjawab pernaytaan nani.
" maksud kamu apa  ? kenapa kamu lakukan semua ini ? "
nani yang terdiam sambil menatap kearah pintu seakan di hadapan pintu sekolah itu ada dua sosok laki - laki yang selama ini menyelimuti hatinya seperti kabut di malam hari, dengan gugup menjawab pertanyaan ira .
" aaaakku mencintai yoni tapi di sisi lain aku juga mencintai septian, mereka berdua sosok laki - laki yang mampu membuat aku semangat menjalani hidup ini , sedangan kedua orang tuaku tak perdulikan aku , mereka sibuk dengan bisnis mereka , mereka sibu dengan uang mereka yang mereka tau hanya uang dan uang tanpa memikirkanku tanpa memperhatikanku."
" huuussst tak seharusnya kau lontarkan kata - kata seperti itu nani , itu hanya akan mengotori mulut mu sendiri orang taumu seperti itu karena kamu nani mereka bergigih keras bekerja tanpa ingat waktum istrhat itu semua di lakukan karena kamu ."
dengan tegas ira dengungkan kata - kata itu di hadapan nani
nani yang tadinya diam mulai menunjukan kristal - kristal bening di matanya ira selaku seoarang sahabat merangkul dan memeluknya, kamu harus kuat, kamu harus tegar nani yang ku kenal bukanlah nani yang mudah mengeluh, nani yang mudah putus asa.
" terima kasih ira , kamu memang sosok yang seorang sahabat yang bisa mengerti aku "
" iya , nani masalah septian dan yoni sebaiknya kamu harus memilih satu di antara mereka karena gak mungkin kamu menjalani semua itu secara serentak, itu akan menimbulkan pertikaian nantinya, bukankah perdamaian itu indah jika harus iya kenapa harus di ciptakan sebuah pertikaian.
Dua gadis itu terdiam sejenak seakan mereka merenungkan semuanya nani pun mulai mendewasakan diri dia memilih yoni dan meninggalkan septian karena yoni merupakan sosok seorang laki – laki yang udah lama ia kenal sedangkan septian seolah manusia yang baru muncul dalam hidupnuya.
Ira menghempaskan tubuhnya di atas kasur seolah – oleh menghempaskan keletihan yang ia rasakan.
Tiba – tiba hpnya berdering  “ hmhm sms, siapa sih ganggu istirahatku aja “  edi seorang cow yang slama ini ada di hati ira bisa di katakana mereka punya hubungan yang special alias pacaran hari  demi hari di lalui edi sama ira tapi ira telah tiba pada titik jenuh, ira mulai gak nyaman ketika bersama edi walaupun edi sangat menyayangi ira tapi edi juga harus terima kenyataan dengan keputusan ira yang mau pergi dari hidup edi dan mencari jalan masing – masing, edi pun sempat menolak ketika ira bilang ingin putus tapi apalah daya edi jika mau memaksakan kehendaknya sedang cintanya hanya sebelah pihak edi, perih itulah yang di rasakan edi ketika harus kehilangan ira, edi mencoba menelpon ira dan ingin berbicara beberapa menit
Kriiingg kriiing deringan hp ira, dengan suara lembut ira mengengkat telpon edi
“ hallo assallamualaikum”
“waallaikumsalam , ira “
“Iya edi, ada apa “
“ ira boleh kah aku bertemu dengan mu untuk yang terakhir kalinya ? “
“ kenapa kamu harus bilang yang terakhir kalinya edi ? kita kan masih teman kita masi sahabat edi bukankan seorang sahabat itu lebih baik dari seorang pacar .”
“ kamu bisa mengatakan itu ira tapi hatiku belum bisa memahami itu semua, jadi izinkan aku untuk menatap matamu yang terakhir kalinya ,sebelum kau menemukan orang penggantiku .”
“ baiklah edi aku mau bertemu dengan mu, kapan waktunya ?”
“ kamu bisanya kappan ? “
“ Nanti sore aku bisa di taman ya ! “
“ Iya ira .”
Matahari mulai bersembunyi di balik awan suasana teduh pun menghiasi bumi,saat itu yang sedang ingat akan janjinya untuk bertemu dengan edi laki – laki yang telah ia lukai hatinya tanpa dia fikirkan bagaimana perasaannya, ira sedang enak menikmati film lalu bergegas ke kamarnya hanya untuk mengambil switer tanpa harus berbenah diri ira langsung pergi ke taman dengan mengendarai sepeda motornya karena mengingat hari semakin sore, ketika di taman dari kejauhan di pandangi  seorang laki – laki yang tengah duduk di atas kursi di pohon di temani dengan dedaunanan kering yang berjatuhan hanya untuk menunggu kedatangan seorang gadis yang slama ini ia cintai, daun kering yang berjatuhan seakan mengarti dengan perasaan edi yang saat ini.
“ hai , edi udah lama ya nunggu di sini maaf ya aku telat dengan muka yang gak seperti biasanya dan tampak sedikit lebih kaku .”
“ gak juga lama ra sekitar 40 menit , iya gak apa – apa oh iya silahkan duduk  .”
Edi langsungsung to do point aja karena ia melihat alam yang semakin tak mendukung pertemuan mereka berdua.
“ ira tidak dapatkah kau ubah keputusanmu untuk meninggalkan aku, aku sangat menyayangi mu ira. “
“ tidak edi kamu pasti bisa bahagia tanpa ku, jika aku terus bertahan denganmu itu hanya membuat aku merasa terpaksa untuk mencintaimu aku sudah tak mencintai mu lagi edi perasaan ini sudah gak seperti dulu lagi hati ini sudah jenuh. “
Edi yang selama ini terlihat sebagai cowok yang tegar,penyabar merasa sangat terhempas ketika mendengar pernyataan ira, hati nya seperti luka tergores kaca sakit tak tertahan, ia merasa hidupnya akan terhenti sampai di sini, ira yang diam seribu kata setelah melontarkan pernyataan itu , tiba – tiba mengajak edi pulang kerumah mereka masing- masing, edi yang menunduk tak terasa meneteskan air mata, dan tak menghiraukan ajakan ira ketika itu ira melihat edi yang sedang meneteskan air mata perlahan ira mengangkat dagu edi agar bisa menatap matanya dan berkata
“ edi kamu pasti bisa hidup tanpaku, kamu laki – laki tegar yang pernah aku temui , kamu pasti akan menemukan kebahagianmu tanpa aku edi maafkan aku edi “
Ira berlari sekencang mungkin menuju tempat ia memarkirkan motornya, tanpa menghiraukan keadaan edi yang sangat terpuruk dengan keputusannya, ira berteriak sambil berlutut di bumi getirnya petir tak di perdulikannya
“ Ya Allah jika keputusanku ini salah untuk meninggalkan orang yang slama ini menemaniku , maka berilah aku hukuman atas apa yang sudah aku ucapkan sehingga menyayat hati seseorang hingga terluka “
Bibir ira yang merah berubah menjadi biru kehitaman karena menahan dinginnya hujan yang mengguyurnya, ira segera bergegas pulang karena sadar akan keadaannya dirinya yang sudah gak sanggup menahan terjangan hujan, ketika sampai di rumah ia mulai berebenah diri dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut, tiba – tiba hp nya bordering dan sms ternyata sms dari temannya septian.
“ ira edi kecelakaan tadi pas pulang dari taman habis bertemu denganmu ia tabrakan dengan dengan septian dan sekarang sedang di larikan kerumah sakit serukam “
Ira yang bergegas menelpon edi untuk memastikan berita itu , dan ternyata telpon itu gak di angkat edi ira tadinya merasa sangat dingin kini suhu tubuhnya terasa panas, tulang rusuknya seakan merenggang gelisah ,cemas , takut ,kwatir terjadi sesuatu dengan edi mengingat perkataan edi tadi untuk yang terakhir kalinya membuat dia sempat histeris karena takut edi benar – benar pergi meniggalkan dia
“ Ya Allah inikah hukuman yang engakau berikan, atas apa yang ku ucapkan hamba mohon kepada mu Ya Allah biarkan edi menemukan kebahagiannya karena sudah cukup ia menderita dengan keputusan hamba “
Hp ira berdering kembali hati ira semakin tak menentu ia seakan berada di atas ketinggian 1000  meter, mendapat kabar yang kurang baik ternyata sms dari abangnya edi mengabarakan kalau edi di pindahkan ke rumah sakit provinsi karena pihak rumah sakit serukam tidak mampu untuk menanganinya.
“ ira edi belum sadarkan diri ia masih dalam keadaan koma dan sekarang di rujuk ke rumah sakit Pontianak “
Dan septian tetap di rumah sakit serukam karena mengetahui luka septian yang hanya di bagian kakinya, ira hanya mampu berdo’a perasaan sangat menyesal membuming di hatinya hp yang biasanya bordering kini sepi tanpa penghuni, setiap hari ira menyakan keadaan edi edi namun hasilnya nihil edi belum juga sadarkan diri 2 hari edi dalam keadaan koma membuat ira gak akan memaafkan dirinya sendiri karena telah menyakiti hati seoramh laki – laki yang sangat mencintai dia.
“ ira besok edi akan di oprasi, jika hasiloprasi ia belum juga sadarkan diri maka dokter tidak tau harus berbuat apalagi hanya kuasa Allah  yang bisa menyelamatkannya”
Menunggu esok mau di oprasi ira sangat gelisah raut wajahnya sangat menunjuka ke kwatirannya, ira cewek yang sangat yakin di tengah malam di saat semua orang tertidur lelap ia berwudhu dan melakukan shalat malam, ia memohon agar edi dapat di lewatka dari masa komanya dan dapat sehat kembali dengan deraian air mata membasahi mukenanya tak henti – hentinya ia berdzikir terhadap Allah yang maha esa. Ira yang tidak bisa melihat keadaan mantannya itu ingin sangat tau dengan keadaan edi walau hanya di dalam mimpi kerena jarak tempuh yang begitu jauh tidak memungkinkan ira untuk menjenguk edi kerumah sakit, dengan tidak sadar ira terlelap di atas sajadah sinar matahari pagi menyelipa di pentilasi jendela kamarnya dan mencerkan wajah sedihnya itu, gadis yang slama ini terliahat ceria berubah 180o setelah kejadian itu,berbicara iapun enggan apalagi untuk melontarkan senyum manisnya semua orang mencoba menghiburnya tapi tiada satupun yang mempu memulihkan dia ke keadaan di mana ia mampu membuat orang tersenyum,hpnya berdering kembali dapat berita dari abangnnya edi
“ ira edi mau memulai oprasinya minta do’anya ya supaya oprasinya berjalan lancar “ Edi yang tak sadarkan diri karena lukanya begitu parah dengan benturan yang begitu kuat di bagian dada dan kepalanya di bawa ke ruang oprasi, semua pihak keluarga menuggu di luar. Ira tiada henti berzikir, satu jam kemudian dokter keluar dari ruang oprasi pihak keluargapun bergegas menghampirinya dan menanyakan keadaan anaknya yang udah beberapa hari ini tak sadarkan diri.
“ oprasi anak ibu berjalan dengan lancar, empat jam lagi dia akan sadarkan diri “
“ terima kasih dokter , apakah kami bisa menjenguknya dok ? “
“ sebaiknya jangan dulu , biarkan ia istirahat dulu .”
Abang edi tidak lupa mengirim kabar ke ira bahwa adeknya telah slesai melakukan oprasi dan oprasinya berjalan dengan lancar, ira yang mulanya sangat gelisah sudah kelihatn sedikit tenangn karena mendapatkan kabar baik itu.
“ terima kasih Ya Allah engkau telah mengabulkan do’a hamba “
Kejadian ini tidak mebuat hati ira untuk kembali kepada edi, karena ira gak mau menyakiti edi untuk kesekian kalinya. Saat itu ira bersiap – siap mau menjenguk septian yang telah keluar dari rumah sakit beberapa hari silam bersama sahabatanya nani, mereka berdua kelihatan sangat bersemangat menuju rumah septian tanpa harus memencet bell septian udah berada di depan dan ternyata emang benar lukanya gak begitu parah hanya sedikit di bagian lututnya.
“ silahkan masuk nani ira “
“ iya septian “
sahut kami berdua , terhanyut dalam suasana nani dan tian terlihat asyik berbincang sedangkan ira hanya terdiam dan tersenyum ketika mereka melontarkan senyuman, irapun sibuk dengan hpnya ketika ira tidak sengaja menoleh ke kiri tiba – tiba septian menoleh ke kiri empat bola mata kami pun bertatapan, sedikit terliahat aneh oleh nani dan ira pun langsung mengalihkan pandangannya.
“ ira dari tadi kamu sibuk dengan hp mu sendiri, tidakkah kamu ingin berbincang dengan       kami ?”
“ tidak septian, kalian lanjutkan saja obrolan kalian “
“ira apa aku boleh minta no hp siapa tau nanti aku ada perlu sama kamu, kamu bendahara osis kan ?  biar nanti mau perpisahan anak kelas XII aku mudah untuk menghubungimu “
“ oh iyaa septian “
Raut wajah nani mulai berubah ketika septian meminta no hp ira, tapi itu tidak di perdulikan ira meskipun nani itu sahabatnya karena tiada niat sedikitpun dalam hati ira untuk mengambil hatinya septian,haripun mulai sore tiba saatnya mereka harus kembali kerumah. Di fikiran ira masih terngiah dengan tatapan septian, “ Ya Allah jadikan tatapan itu hanya sekedar tatapan biasa yang tiada menyisakan hasrat diantara aku dan dia “  perkataan ira di dalam hati, setibanya dirumah terhempas tubuhnya di atas sofa yang seakan membawa dia pada ketenangan sambil bermain hp ira pun terlelap deringan hp pun membuat ira terbangun dan bergegas menjawab telpon yang masuk yang masuk.
“ hallo,assallamualikum “
“waallaikumsallam “
“ ira lagi apa ? “
“ lagi baring siapa ya ? “
“ini septian ra .”
“Oh iya ada apa tian.”
“ maaf menganggu mu ira, aku hanya ingin tau kabar kamu “
“kabar aku baik-baik saja septian kamu kan baru beberapa jam melihat aku,masak udah Tanya kabar aku “
“ iya, ira aku memang ingin slalu tau kabarmu”
“maksud kamu apa septian,seharusnya kamu ingin slalu tau kabar nani, nani kan yang slama ini menghiasi hidupmu”
“tidak ira kamu tidak tau sebenarnya perasaan aku bagaimana,aku memang terkesan mencintai nani tapi itu semua kebohongan hati aku yang slama ini aku sembunyikan karena aku tak ingin melukai perasaan nani,sekarang saatnya aku untuk jujur kekamu ira cewek yang slama ini aku cintai aku sayangi yaitu cewek yang slama ini aku perhatikan cewek itu adalah kamu ira, maaf ira aku baru bisa jujur ekarang telah lama perasaan ini aku simpan dan aku rasa sekarang saatnya aku harus mengungkapakannya karena ini sudah sangat menggebu- gebu di hati ku ira, aku tidak menuntut kamu buat membalas cinta bodohku ini tapi aku hanya ingin kamu belajar, belajar menghargai perasaan orang yang tulus sayang pada kamu”
Wajah ira mulai kebingungan ira tak tau harus berbuat apa,ira tak tau harus membalas apa,yang ada di fikiran ira hanya gelisah,bingun tak tentu ira berharap ini hanya mimpi mimpi bodohnya yang pernah ada dalam hidupnya.
“ tian aku tidak menyangka atas semua sesingkat inikah perasaanmu terhadapku “
“mungkin ini terlihat bodoh dan sangat konyol ira, tapi inilah aku dengan sejuta kekuranganku yang mungkin tak pantas untuk memilikimu tapi aku bahagia ira aku sudah bisa jujur terhadap apa yang aku rasakan, maafkan aku dengan perasaan bodohku ini “
“ apa kamu pernah berfikir jika suatu saat nanti nani tau akan kejujuranmu ini tian?”
“ aku sudah fikirkan itu dari dulu ira,tapi terlalu lama penderitaan ini aku rasakan aku sakit ira sakit ketika harus melihatmu melihatmu dengan edi walaupun pada kenyataannya aku bersama nani.  raga ini memeng bersama dia  pada kenyataannya bersanma nani tapi hati ini tidak”
Mata indah ira mulai berkaca – kaca, halusnya jari tangan mulai gemetar dengan genggaman hp di tangannya, ketika harus  tau orang yang menjadi dambaan hati  sahabatnya itu ternyata mencintai dia, ira tidak mau hal ini diketahui nani karena ira tau nani masih mencintai tian walaupun nani memiliki yoni singkat ucapan ira terhadap tian, singkat jawaban ira
“ septian aku sangat bangga dengan mu mampu karena kamu mempunyai hati besar untuk bisa jujur, tapi maafkan aku septian aku lebih memilih sahabat aku sendiri aku menyayangi sahabatku tian “
“ aku mengerti itu ira, tapi izinkan aku melihat senyummu karena itu hal terindah yang akan aku dapat darimu hingga kelak mata ini terpejam untuk selamanya ”
Hati ira mendesah ketika mendengar kata – kata itu seakan ia teringat dengan ucapan edi beberap waktu yang lalu ketika iamengakhiri hubungannya dengan edi dan kecelakaan maut itu pun menghantam edi hingga ia koma,malam semakin sunyi ira masih terfikir dengan kata – kata septian.
“ akh sebaiknya aku lupakan semua ucapan septian yang tadi karena itu hanya akan mengkontaminasi perasaanku dan sebaiknya aku lenyapkan di alam mimpi “
Hari –hari di lalui ira dengan beban persaan yang masih membuat dia tidak habis fikir, dan tiba saatnya perpisahan anak kelas XII ira dan teman – temannya bersibuk mempersiapkan semua termasuk dekorasi ruangan karena sabtu besok akan di adakan acara pelepasan siswa – siswi kelas XII sekalian pengumuman kelulusan, jum’at siang itu para siswa – siswi kelas XII berdatangan kesekolah karena harus melakukan glady termasuk septian, ira yang sibuk dengan pekerjaannya itu tidak sadar dengan kedatangan septian ke sekolah ketika ia akan keluar ruangan dan menuju ruang TU karena harus mengambil perlengkapan yang kurang, pasdi hadapan aula ira dan septian berpapasan lalu ira member senyuman yang manis dan sebaliknya septian membalasnya tanpa mengeluarkan sepatah katapun ira bergegas langsung pergi dan septian memperhatikan dari kejauhan langkah demi langkah ira, tidak lama kemudian ira mendapat pesan singkat di hpnya
“ ira terima kasih kamu sudah mau senyum denganmu senyummu akan ku kenang selamanya .”
Ira sedang sibuk itu hanya membalas sms itu dengan kata – kata yang begitu singkat pula “
“iya septian “
Hari semakin siang berhubung hari jum’at seluruh siswa – siswi di pulangkan kerumah lebih awal dan pekerjaan yang belum slesai akan di lanjutkan nanti sore ira pun bsiap – siap mau pulang septian yang tadinya yang lagi sibuk dengan teman – temannya tiba –tiba menghampiri ira
“ ira nanti pulang sekolah sama – sama ya, tapi sebelumnya aku mau keruang kepala sekolah sebentar mau ngantar surat kamu tunggu aku di parkiran ya nanti aku ke sana  “
“iya septian”
“siip kalau gitu “
Sekitar 15 menit ira menunggu di parkiran tiba – tiba ia merasa sesuatu yang tidak nyaman di hatinya
“kenapa septian tidak seperti biasanya ya,sebelumnya dia tidak pernah mengajakku pulang sama- sama tapi kenapa sekarang ia mengajakku pulang sama – sama apa ia tidak takut di lihat nani dan nani akan cemburu dengan semua, akh mungkin ini hanya fikiran belaka ku saja “
Ira ngoceh sendiri sambil menatap dari kejauhan  langkah – langkah septian yang semakin mendekatinya.
“ ira maaf ya lama “
“ iya tidak apa – apa septian “
“ yuuk ira kita berangkat sekarang “
10 menit perjalanan ira diam membisu , tiba – tiba tian bersuara ira nanti sore ke sekolah lagi ya dengan basa – basinya untuk membuka pembicaraan
“iya sepatian, oh iya septian kamu kok timben ngajak aku pulang bareng kamu tidak takut nani tau ? “
“ tidak ira aku malah berani dan siap menerima resikonya nanti karena kamu tau sendiri aku sangat menyayangimu”
ira yang mulai tersanjung dengan kata – kata septian itu terdiam mendengar kata – kata yang terucap dari mulut septian, tibalah mereka jlan.Swadaya yaitu tempat di mana ira tinggal  ira pun bergegas turu dari motor yang di kendarai mereka berdua.
“ terima kasih ya tian udah mau ngantar aku hingga depan rumah,mau mampir dulu “
“iya ira, aku langsung aja ya soalny aku mau jemput teman aku di jl.sebelah lagian aku mau shalat jum’at juga “
“oh iya septian,hati – hati di jalan ya ! “ sambil tersenyum
“ iya , ira “
Septian kelihatan sangat bahagia ketika ira kembali melontarkan senyum terhadapnya
” Ya Allah jika suatu hari nanti aku engkau panggil dan kembali ke sisimu, maka hamba memohon kepada mu lindungi ira Ya Allah jangan biarkan seoarng laki – lakipun menyakitinya, hamba memang belum bisa meraih hatinya tapi hamba yakin dia seorang wanita yang engkau ciptkan yang mendamaikan hati ini”
Kata – kata yang terucap dari hati septian itu seakan bertanda buruk, tiba di rumah temannya itu mereka pun kembali melanjutkan perjalanan pulang karena mengingat waktu  shalat jum’at yang semakin dekat, namun tidak di sangka truck yang datang dari hadapan mereka dengan kelajuan yang sangat tinggi itu menghantam motor yang di kendarai septian dan temanya yaitu tendi, alam seakan menjerit menumpahkan airmatanya di temani dengan panasnya mentari  ketika ahrus menyaksikan kecelakaan tragedy itu, septian yang terseret truck hingga 20 meter dan tendi terlempar bersamaan dengan motornya keduanya langsung di larikan kerumah sakit oleh warga yang menyaksikan kejadian itu namun takdir berkata lain ketika sampai dirumah sakit keduanya sudah dalam keadaan tak bernyawa,sauna menjadi haru dan histeris ira yang belum mengetahui kabar itu seakan telah mendapat tanda bahwa ia akan kehilangan seseorang yang sangat berkesan di hidupnya jantung ira berdegup kencang di tambah dengan  rasa kaget menghampirinya ketika hpnya berdering dan ia harus mengangkat telpon yang tidak tau dari siapa
“hallo, ini siapa ?”
“ ini tofik rha temannya septian, ira septian kecelakaan dia di tabrak truck dan sekarang di rumah sakit manggis kamu bisa kesini sekarang .”
“iya tofik aku segera kesana”
Ira yang belum mengetahui septian sudah tak bernyawa itu bergegas menuju kerumah sakit tanpa mengganti seragam sekolahnya, setibanya dirumah sakit ia menyapukan pandangannya kesegala arah dilihatnya sosok seorang sahabatnya nani yang telah histeris dengan tangisnya. ira pun semakin panic hatinya penuh dengan tanda tanya segera ia memperlaju langkahnya menuju ruang UGD sesampai di ambang pintu UGD ia langsung histeris melihat melihat sosok seorang laki – laki yang terbujur kaku tak bernyawa segera ia merangkulnya
“ septian bangun septian ini aku ira kamu jangan pergi tinggalkan aku, aku sayang sama kamu tian aku mohon buka mata kamu tian inikah arti sebuah senyuman yang kau minta inakah kata yang harus ku terima sebuah kata perpisahan yang sangat menyayat – nyayat hatiku ”
Keluarga septian mencoba menenangkan ira agar keadaan tidak semakin memburuk ira mulai mengerti dengan keadaan ini ia mulai faham akan sebuah perpisahan,pihak rumah sakit mulai mengemaskan jenazah septiaan untuk di makamkan di kampung halamannya.

“ Ketika takdir mempertemukan kita maka takdir pula yang memisahkn antara aku dan engkau “
“ Hanya mampu mengungkapkan lewat sebuah tulisan”

PENULIS IRA SARI


mengharap komentar dari yang membaca  

No comments:

Post a Comment