TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Analisis kualitatif untuk zat-zat
anorganik yang mengandung ion-ion logam seperti aluminium, bismuth, kalium,
magnesium, dan zink dengan cara gravimetri memakan waktu yang lama, karena
prosedurnya meliputi pengendapan, penyaringan, pencucian, dan pengeringan atau
pemijaran sampai bobot konstan. Sekarang telah ditemukan prosedur titrimetri
yang baru untuk penentuan ion-ion logam ini dengan peraksi etilen diamin tetra
asetat dinatrium yang umumnya disebut EDTA dengan menggunakan indikator
terhadap ion logam yang mempunyai sifat seperti halnya indikator pH pada
titrasi asam basa,dengan dasar pembentukan khelat yang digolongkan dalam
golongan komplekson. Titrasi kompleksometri ialah suatu titrasi berdasarkan
reaksi pembentukan senyawa kompleks antara ion logam dengan zat pembentuk
kompleks. (Day & Underwood, 1986). Menurut Khopkar (2002), titrasi
kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion
kompleks atau garam yang sukar mengion). Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks
METODE YANG DI
GUNAKAN DALAM TITRASI KOMPLEKSOMETRI
- Titrasi Langsung
Titrasi langsung
yaitu titrasi yang biasa digunakan untuk ion-ion yang tidak mengendap pada pHtitrasi,
reaksi pembentukan kompleksnya berjalan cepat. Contoh penentuannya ialah untuk
ion-ion Mg, Ca, dan Fe. Titrasi ini dapat dilakukan terhadap sedikitnya 25
kation dengan menggunakan indikator logam. Pereaksi pembentukan kompleks,
seperti sitrat dan tartrat, sering ditambahkan untuk pencegahan endapan
hidroksida logam. Buffer NH3-NH4Cl dengan pH 9 sampai 10 sering digunakan untuk
logam yang membentuk kompleks dengan amoniak2.
- Titrasi Kembali
Titrasi ini digunakan apabila reaksi antara kation dengan EDTA
lambat atau apabila indicator yang sesuai tidak ada. EDTA ditambahkan berlebih
dan yang bersisa dititrasi dengan larutan standar Mg dengan menggunakan
calmagnite sebagai indicator. Kompleks Mg-EDTA mempunyai stabilitas relative
rendah dan kation yang ditentukan tidak digantikan dengan magnesium. Cara ini
dapat juga untuk menentukan logam dalam endapan, seperti Pb di dalam PbSO4 dan
Ca dalam CaSO4.
- Titrasi Subtitusi
Titrasi ini berguna bila tidak ada indicator yang sesuai
untuk ion logam yang ditentukan. Sebuah larutan berlebih yang mengandung
kompleks Mg-EDTA ditambahkan dan ion logam, misalnya M2+, menggantikan
magnesium dari kompleks EDTA yang relative lemah itu.
- Titrasi Tidak Langsung
Titrasi ini beberapa jenis telah dilaporkan, antara lain
penentuan sulfat dengan menambahkan larutan baku barium berlebihan dan
menitrasi kelebihan tersebut dengan EDTA. Juga pospat sudah ditentukan setelah
pengendapan sebagai MgNH4PO4 yang tidak terlalu sukar larut lalu menitrasi
kelebihanIN
INDIKATOR YANG DI GUNAKAN
Sebagian besar titrasi
kompleksometri mempergunakan indikator yang juga bertindak sebagai pengompleks
dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan
pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut indikator
metalokromat. Indikator jenis ini contohnya adalah Eriochromeblack T,
pyrocatechol violet, xylenol orange, calmagit, 1-(2-piridil-azonaftol), PAN,
zincon, asam salisilat, metafalein dan calcein blue (Khopkar, 2002). Titrasi
dapat ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang berguna sebagai tanda
tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator ion logam dapat
digunakan pada pendeteksian visual dari titik-titik akhir yaitu reaksi warna
harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua ion logam telah
berkompleks dengan EDTA, larutan akanberwarna kuat. Kedua, reaksi warna itu
haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif. Ketiga,
kompleks-indikator logam itu harus memiliki kestabilan yang cukup agar
diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun,kompleks - indikator logam itu
harus kurang stabil
dibanding komplekslogam - EDTA untuk menjamin agar pada
titik akhir, EDTA memindahkan ion-ion logam dari kompleks-indikator logam ke
kompleks logam-EDTAharus tajam dan cepat. Kelima, kontras warna antara indikator
bebas dankompleks - indikator logam harus sedemikian sehingga mudah
diamati.Indikator harus sangat peka terhadap ion logam sehingga perubahan warna
terjadi sedikit mungkin dengan titik ekuivalen. Terakhir, penentuan Ca dan Mg
dapat dilakukan dengan titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah 10 denganindikator
eriochrome black T (Basset, 1994). Kesulitan yang timbul dari kompleks yang
lebih rendah dapat dihindari dengan penggunaan bahan pengkelat sebagai titran.
Bahan pengkelat yang mengandung baik oksigen maupun nitrogen secara umum
efektif dalam membentuk kompleks-kompleks yang stabil dengan berbagai macam
logam. Keunggulan EDTA adalah mudah larut dalam air, dapat diperoleh dalam
keadaan murni, sehingga EDTA banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri.
Namun, karena adanya jumlah air yang tak tentu, sebaiknya EDTA
distandarisasikan dahulu misalnya dengan menggunakan larutan kadmium (Harjadi,
1993)
LARUTAN STANDAR PRIMER
Larutan standar primer yaitu larutan dimana dapat diketahui
kadarnya
dan stabil pada proses penimangan, pelarutan, dan
penyimpanan.
Adapun syarat – syarat larutan baku primer :
-Mempunyai kemurnian yang tinggi
-Rumus molekulnya pasti
-Tidak mengalami perubahan selama penimbangan
-Berat ekivalen yang tinggi (Agar kesalahan penimbangan
dapat
diabaikan)
-Larutan stabil didalam penyimpanan
Larutan standar sekunder yaitu larutan dimana konsentralisinya
ditentukan dengan jalan pembekuan dengan larutan
atau secara langsung tidak dapat diketahu kadarnya dan
kestabilannya
didalam proses penimbangan, pelarutan dan penyimpanan.
Adapun syarat – syarat larutan baku sekunder :
-Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer
-Berat ekivalennya tinggi
-Larutan relatif stabil didalam penyimpanan
CONTOH
Titrasi kompleksometri
adalah titrasi yang melibatkan reaksi ion logam dengan zat pengompleks/zat
ligand. Dimana zat pengompleks yang digunakan pada praktikum ini yaitu EDTA
(Ethylene Diamine Tetra Acetate) dan ion logamnya yaitu Ca2+. Sebelum melakukan
proses titrasi ini, kami melakukan proses pembakuan larutan EDTA. Dan sebelum
melakukan proses pembakuan larutan, kami pun membuat larutan yang diperlukan
terlebih dahulu. Larutan EDTA 0,01 M, larutan dapar pH 10 dan larutan indikator
EBT (Eriochrome Black T) sudah tersedia. Maka, kami pun membuat larutan baku
kalsium.
Larutan baku kalsium
dibuat dari padatan CaCO3 pa, larutan HCl dan air. Padatan CaCO3 yang digunakan
itu pa (pro analys), karena salah satu syarat larutan standar primer yaitu
tingkat kemurniannya pa. Sebelum dilakukan titrasi Ca dilakukan terlebih dahulu
pembakuan larutan EDTA. Proses pembakuan dilakukan karena EDTA merupakan
larutan standar primer, maka harus distandarisasi terlebih dahulu dengan
larutan standar primer (larutan baku kalsium) sebelum melakukan proses titrasi.
No comments:
Post a Comment