TUGAS
KELOMPOK
METODE PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING DAN KONFLIK
KOGNITIF
Dosen
Pengampu :
Ibu Erlina
Nama
Anggota :
Badarudin Sidik (F17112005)
Ira Sari (F17112008)
Indrawati (F17112019)
Hayatun Asradiyah (F17112006)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
LATAR
BELAKANG
Dari
fenomena yang kita lihat di berbagai lingkungan belajar baik itu di lingkungan
formal maupun nonformal ketidakefektifan proses belajar berlang itu di sebabkan
karena kurangnya interaksi antara pendidik dengan peserta didik adapun dengan
kata lain yaitu pendidik belum mampu memahami karakteristik dari pendidiknya
pendidik juga belum memahami dari metode belajar itu sendiri dari berbagai
macam metode yang ada untuk proses pembelajaran berlangsung maka kami sebagai
penulis akan menjelaskan metode reciprocal teaching,
Pengertian
dari reciprocal teaching itu sendiri yaitu
suatu metode pembelajaran yang dirancang untuk memberikan manfaat agar
tujuan pembelajaran tercapai dan memberikan ketrampilan pada siswa dalam
memahami apa yang dibaca didasarkan pada pengajuan pertanyaan. Dari pernyataan
tersebut dapat di perjelas bahwa proses belajar yang berlangsung dengan metode
reciprocal teaching suatu metode yang memiliki karakter timbal balik antara
pendidik dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik dengan
tujuan yang telah di rencanakan pendidik. Hal ini dapat kita tinjau dari proses
belajar yang berlangsung di mana pendidik memberikan kesempatan terhadap
peserta didiknya untuk menyampaikan materi baik itu dalam presentasi kelompok
maupun individu hal ini untuk menunjang agar siswa dapat mandiri, mau bertanya
serta mampu memberika ilmunya kepada siswa yang lain dan tidak menutup
kemungkinan gurunya. Setiap siswa atau kelompok
di berikan materi yang berbeda agar mereka dapat timbal balik atas ilmu
yang mereka kuasai. Jika kita tinjau dari seorang guru timbal baliknya ketika
seorang siswa berperan aktif guru mendapatkan atas tujuan yang telah ia rancang
sedangkan siswa mendapatkan pembenaran materi dari seorang guru.
RUMUSAN
MASALAH
Adapun materi ini akan
diberikan batasan masalah sebagai berikut :
1.
Pengertian metode pembelajaran
2.
Apa yang dimaksud dengan metode
pembelajaran reciprocal teaching
3.
Apa yang dimaksud dengan metode
pembelajaran konflik kognitif
4.
Kelebihan dan kekurangan dari metode
pembelajaran
TUJUAN
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai tugas yang diberikan oleh Dosen pada matakuliah
Setrategi Belajar dan Mengajar Kimia yakni ibu Erlina. Adapun tujuan lain yaitu
sebagai sebagai materi yang dapat dipelajari oleh pembaca mengenai metode pembelajaran reciprocal teaching dan konflik
kognitif.
METODE PEMBELAJARAN
RECIPROCAL TEACHING DAN KONFLIK KOGNITIF
Sesuai judul materi yang akan dibahas dalam makalah ini
yakni “ Metode Pembelajaran Reciprocal Teaching dan Konflik Kognitif”. Sebelum
kita masuk untuk mempelajarinya lebih dalam. kita harus mengetahui terlebih
dahulu apa itu metode pembelajaran ? agar tidak terjadi kebingungan dalam
memahaminya.
Metode
pembelajaran merupakan rancanangan, konsepan, atau tata cara yang dilakukan
oleh seorang guru atau pendidik dalam melakukan tugas pengajarannya. Metode
pembelajaran digunakan agar suatu pembelajaran dapat tercapai dan efisien serta
memiliki dasar dalam mengajar. Siswa memiliki berbagai macam karakteristik,
sedangkan metode memiliki berbagai macam jenis dan konsepannya sendiri,
sehingga terkadang metode belajar itu digunakan sesuai atau harus melihat
kondisi dan situasi seperti apa murid tersebut.
Berikut beberapa jabaran metode pembelajaran menurut para ahli : Menurut
Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran
ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada
saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88)
menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran
yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa
dalam upaya untuk mencapai tujuan”.
Dari pengetian menurut para ahli
diatas terdapat kata “cara” yang ditujukan kepada peserta didik yang dilakukan
oleh pendidik. Dari hal tersebut jelaslah bahwa metode merupakan berbagai cara
atau konsepan yang telah diuji dan diaplikasikan dalam pembelajaran agar suatu
pembelajaran tersebut dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan tepat, teratur ,serta
tercapainya tujuan pembelajaran yang sesuai. Pastinya sebuah metode
pembelajaran tidak dibuat dengan asal-asalan, tetapi dengan pengujian yang
secara terus menerus dan bertahap. Seperti halnya ilmu kimia yang terus
berkembang, metode pembelajaran juga berkembang sesuai perkembangan pada
peradaban saat itu. Metode pembelajaran memiliki berbagai macam dan kekhasan
tertentu. Seperti : Inkuiri, discovery, Direct Learning, Learning Cycle,
Project Based Learning, Problem Posing, Problem Based Learning, Problem
Solving, Peta konsep, Diagram Vee, Reciprocal Teaching, Konflik Kognitif,
Jigsaw, STAD, Numbered Heads
Together(NHT), Think Pair Share (TPS),
Group Investigation (GI), Team Games Tournament (TGT). Setiap metode
pembelajaran memiliki perbedaan tersendiri dan dapat disesuaikan dengan atau
seperti apa yang lebih baik.
Dari penjelasan diatas kurang lebih dapat
membuat sedikit terbuka pemikiran dan pemahaman mengenai apa itu metode
pembelajaran dan tujuan serta terbentuknya metode tersebut. Dengan begitu kita
mengetahui bahwa suatu pembeajaran tidak dilakukan dengan sembarang atau
semena-mena, tetapi dengan aturan(dasar) tertentu. Sekarang kita akan masuk
kebagian materi yang akan dibahas sesuai materi yang diberikan.
I. METODE
PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING
Reciprocal
Teaching Model merupakan salah satu model pembelajaran yang
dilaksanakan agar tujuan pembelajaran tercapai dengan cepat melalui proses
belajar mandiri, dan siswa mampu menyajikannya di depan kelas. Yang diharapkan,
tujuan pembelajaran tersebut tercapai dan kemampuan siswa dalam belajar mandiri
dapat ditingkatkan.
Menurut Ann
Brown yang dikutip oleh Suyitno, model pembelajaran berbalik (Reciprocal
Teaching Model) kepada para siswa ditanamkan empat strategi pemahaman mandiri
secara spesifik yaitu merangkum atau meringkas, membuat pertanyaan, mampu
menjelaskan dan dapat memprediksi.
Melalui
metode ini diharapkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya dalam
proses belajar mandiri. Dimana
keterkaitan dalam metode ini dapat dilakukan dengan pendekatan pemahaman yang
mampu diterapkan. Diantaranya :
1. Pengajuan Pertayaan atau membuat pertanyaan
Dalam proses belajar mengajar, ada bagian tertentu
saat dimana siswa tidak mengerti atau tidak faham dengan materi yang
disampaikan, sehingga membuat siswa merasa ingin mengajukan pertanyaan untuk
memenuhi rasa ingin tahunya. Mengajukan
pertanyaan merupakan pendekatan yang dapat diterapkan untuk mempermudah
pemahaman siswa dalam memahami meteri-materi yang disampaikan. Meningkatkan
pemahaman maupun memberi pembaca peluang untuk memantau pemahaman sendiri,
sehingga materi mudah untuk diserap dan diterima siswa, sebagai hasil timbal
balik yang dapat diperoleh.
2.
Meringkas atau Merangkum
Mengapa digunakan pendekatan ini. ?
Karena, dalam proses belajar, siswa diharapkan mampu
meningkatkan pemahaman. Dengan meringkas siswa dapt mengingat materi-materi
yang akan dibahas, sehingga kegiatan dalam proses belajar mengajar diharapkan
mampu berjalan dengan baik.
3.
Memprediksi
Pendekatan ini berguna untuk siswa agar mampu
memperkirakan apakah materi tersebut benar atau salah, sehingga pengembangan
yang dilakukan dapat terlaksana sesuai dengan kosep materi. Jika benar, maka
materi yang telah dipahami dan dimengerti dapat dipelajari dengan baik dan
dapat disampaikan tanpa adanya kesalahan konsep dari materi yang sesungguhnya.
Tapi, jika konsep dalam pengembangan pemahaman salah, maka kesalahan konsep
materipun akan salah, sehingga perlu adanya klarifikasi atau penjelasan yang
harus disampaikan, agar kesalahan tersebut tidak menjadi doktrin dalam
pemahaman siswa.
4.
Menjelaskan atau mengklarifikasi
Pendekatan ini diterapkan agar siswa yang menerima
penjelasan tidak salah konsep dalam pemahamannya. Umumnya, dalam kegiatan
belajar mengajar siswa yang tidak paham akan materi akan salah menganggap atau
mengartikan konsep materi yang sesungguhnya. Sehingga dengan mengklarifikasi atau
menjelaskan materi dengan benar mampu mengubah doktrin yang telah diterima
siswa akan kesalahan konsep yang telah didapatkannya.
Guru mengungkapkan kembali pengembangan konsep
tersebut di atas untuk melihat pemahaman peserta didik yang lain. Apakah sudah benar
atau tidak.
Adapun
langkah-langkah model pembelajaran Reciprocal Teaching adalah sebagai berikut :
1.
Disediakan teks bacaan berisi materi yang hendak
diselesaikan
Dengan langkah sepeti ini diharapkan
siswa dapat melihat dan memahami materi yang akan disampaikan, hal tersebut
dilakukan agar siswa dapat dengan cepat merespon materi yang akan disampaikan
nantinya.
2.
Dijelaskan bahwa dalam pembelajaran tersebut terdapat
beberapa segmen. Penjelasan ini bermaksud bahwa, dalam tiap segmen atau sesi
(part) dalam jam proses belajar tidak hanya guru yang menjelaskan tetapi siswa
juga terlibat didalamnya. Disini guru berperan pada segmen pertama, dimana pada
segmen ini guru berperan sebagai pengajar.
3.
Siswa diminta membaca tanpa bersuara teks materi
bagian demi bagian.
Siswa
diminta membaca dan mempelajari materi yang telah dibagikan, dengan harapan
dalam proses belajar dapat terjadi timbal balik yang dapat mengaktifkan suasana
dalam kegiatan belajar.
4. Jika siswa
telah menyelesaikan bagian pertama, dilakukan pemodelan berikut :
a.
Memperkirakan pertanyaan yang akan dilontarkan atau
dipertanyakan.
b.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
menjawab pertanyaan tersebut.
c.
Siswa merangkum dan membacakan kesimpulan dari bagain
/ sub bab.
d.
Memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
memprediksi hal yang akan dibahas pada sub bab / bagian selanjutnya.
e.
Siswa memberikan respon.
f.
Siswa mampu mengekspresikan apa yang telah guru
lakukan.
5. Siswa
diminta memberikan komentar tentang pengajaran yang baru berlangsung.
Hal ini
merupakan indikator untuk melihat sejauh mana siswa memahami materi yang telah
disampaikan, sehingga jika ada kekurangan atau kesalahan dalam memahami materi
yang telah disampaikan dapat segera diperbaiki.
6. Pembelajaran
seperti segmen pertama diulang tetapi dengan penunjukan salah satu siswa
sabagai guru.
Hal ini
dilakukan agar siswa dapat lebih memahami materi yang telah didapatkannya.
Biasanya,
jika teman yang menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan guru, teman
yang lain akan lebih memahami dan lebih mengerti akan materi tersebut, karena
penyampaian yang digunakan menggunakan bahasa dan kiasan yang mereka gunakan
biasanya.
7. Guru
membimbing siswa yang ditunjuk sebagai guru.
Perlunya
membimbing kembali siswa yang ditunjuk tersebut agar dalam penyampaiannya nanti
tidak terjadi kesalahan penyampaian. Karena, dalam menyampaikan materi salah,
maka ditakutkan siswa yang lain tambah tidak mengerti akan materi yang
disampaikan, sehingga sulit bagi mereka untuk memahami isi kandungan dari
materi tersebut. Dengan membimbing siswa yang akan tampil dapat membantu
memperlancar kegiatan belajar mengajar dengan harapan pemahaman yang didapatkan
cepat tertangkap oleh siswa yang lain.
8. Guru
mengurangi intensitas bimbingan kepada siswa yang berperan sebagai guru sampai
siswa tersebut bisa mandiri dan mempunyai inisiatif sendiri untuk membantu
siswa lain.
Ini
dilakukan untuk melihat keterampilan siswa dalam menyampaikan pemahaman yang
didapatnya, maka intensitas bimbingan kepada siswa yang akan berperan sebagai
guru harus dikurangi.
Dengan
mengurangi intensitas bimbingan, siswa diharapkan mampu mengembangkan
pemahamannya secara mandiri, maka hal ini dapat dijadikan sebagai indikator
seberapa tinggi pemahaman siswa tersebut.
Kelebihan dan Kelemahan Reciprocal
Teaching
Abdul Azis (2007 :113)
mengungkapkan bahwa kelebihan reciprocal
teaching antara lain :
1.
Mengembangkan
kreativitas siswa.
2.
Memupuk kerjasama antara siswa.
3.
Menumbuhkan
bakat siswa terutama dalam berbicara dan mengembangkan sikap.
4.
Siswa lebih
memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
5.
Memupuk
keberanian berpendapat dan berbicara di depan kelas.
6.
Melatih siswa
untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat.
7.
Menumbuhkan
sikap menghargai guru karena siswa akan merasakan perasaan guru pada saat
mengadakan pembelajaran terutama pada saat siswa ramai atau kurang
memperhatikan.
8.
Dapat digunakan
untuk materi pelajaran yang banyak dan alokasi waktu yang terbatas.
Kelemahan reciprocal teaching antara lain :
1.
Adanya kurang
kesungguhan para siswa yang berperan sebagai guru menyebabkan tujuan tak
tercapai.
2.
Pendengar
(siswa yang tak berperan) sering mentertawakan tingkah laku siswa yang menjadi
guru sehingga merusak suasana.
3.
Kurangnya
perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya memperhatikan aktifitas siswa yang
berperan sebagai guru membuat kesimpulan akhir sulit tercapai.
A.
Kelebihan
Reciprocal Teaching
1.
Mengembangkan
kreativitas siswa.
Dengan menggunakan reciprocal teaching dapat mengembangkan kreatifitas
siswa dalam memahami materi yang disampaikan, karena siswa dilatih untuk
mengemukakan fikiran dari pengembangan pemahamannya.
2.
Memupuk kerjasama antara siswa.
Dengan kerjasama yang didapatkan dari kegiatan belajar dapat melatih siswa
belajar mandiri dan mengemukakan pendapat yang ia ketahui.
3.
Menumbuhkan
bakat siswa terutama dalam berbicara dan mengembangkan sikap.
Dalam hal ini, bakat yang terpendam dalam diri siswa dapat ditunjukkan dan
mampu untuk mengembangkan sikap percaya diri ketika berbicara didepan kelas.
Biasanya, siswa takut untuk berbicara ketika didepan kelas, maka dengan
metode ini siswa bisa mengeksplorasi kemampuannya dalam berbicara dan bersikap
percaya diri.
4.
Siswa lebih
memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
Biasanya, ketika siswa diminta menjelaskan kembali materi yang telah
tersampaikan oleh guru, siswa tersebut lebih bisa memahami materi, hal ini
dikarenakan siswa dituntut berfikir agar bisa memahami materi tersebut.
5.
Memupuk
keberanian berpendapat dan berbicara di depan kelas.
Dengan terjadinya timbal balik yang terjadi dalam proses pembelajaran,
siswa diharapkan berani mengemukakan pendapat saat berbicara didepan kelas.
biasanya, timbal balik ini bisa terjadi
dengan adanya tanya jawab yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar.
6.
Melatih siswa
untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat.
Terjadi timbal balik dengan adanya tanya jawab yang terjadi, maka siswa
akan dengan cepat berfikir untuk menganalisis masalah yang timbul dari
pertanyaan yang diajukan sehingga hal tersebut dapat memicu siswa untuk menarik
kesimpulan dalam waktu yang singkat.
7.
Menumbuhkan
sikap menghargai guru karena siswa akan merasakan perasaan guru pada saat
mengadakan pembelajaran terutama pada saat siswa ramai atau kurang
memperhatikan.
Saat siswa berada didepan untuk menjelaskan materi, siswa akan merasakan
bagaimana persaan guru dalam mengajar, sehingga dapat menumbuhkan sikap
menghargai guru ketika menjelaskan materi, karena siswa dapat merasakan
perasaan guru saat menyampaikan materi saat diperhatikan maupun tidak
diperhatikan.
8.
Dapat digunakan
untuk materi pelajaran yang banyak dan alokasi waktu yang terbatas.
Dengan metode ini, saat materi yang harus disampaikan banyak dan alokasi
waktu yang tersedia terbatas, maka dapat mengefisiensikan waktu dengan baik.
B. Kekurangan Reciprocal Teaching
1.
Adanya kurang
kesungguhan para siswa yang berperan sebagai guru menyebabkan tujuan tak
tercapai.
Siswa yang kurang memahami materi, akan menghambat proses kegiatan belajar
mengajar, sehingga dapat menyebabkan tujua tidak tercapai.
2.
Pendengar
(siswa yang tak berperan) sering mentertawakan tingkah laku siswa yang menjadi
guru sehingga merusak suasana.
Biasanya, ada beberapa siswa yang usil terhadap tindak tanduk siswa yang
menjelaskan materi, sehingga keadaan yang seperti itu dapat menghambat atau
merusak suasana dalam kegiatan belajar mengajar.
3.
Kurangnya
perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya memperhatikan aktifitas siswa yang
berperan sebagai guru membuat kesimpulan akhir sulit tercapai.
Siswa yang ribut, dan suka berbicara sendiri saat siswa yang berperan
sebagai guru menjelaskan didepan dapat membuat siswa yang berperan sebagai guru
sulit untuk mencapai kesimpulan akhir, sehingga hal tersebut dapat memicu
ketidakstabilan dalam kegiatan belajar mengajar.
II. METODE PEMBELAJARAN KONFLIK
KOGNITIF
Jika dilihat dari
maksudnya, konflik merupakan sesuatu yang diartikan atau dipahami sebagai permasalahan
atau perselisihan yang terjadi oleh sebab tertentu dan berakibat kepada adanya
suatu tidakan untuk dapat menyelasaikan dari sebab terjadinya. Setiap hal atau
orang pasti memiliki konflik atau masalah yang pernah dialami. Setiap terjadi
hal tersebut pastinya seseorang akan mencari jalan keluar atau suatu tindakan
yang membuat masalah tersebut berhenti atau selesai. Jadi, konflik kognitif
dalam hal ini dapat kita pahami sebagai suatu permasalahan (konflik) dari
sebuah kejadian yang dianggap benar atau berhubungan dengan pengalaman atau
pengetahuan dari sesuatu yang diketahui (pelajari) dengan hal yang dialaminya
(lingkungan).
Menurut Lorbach dan Tobin, (1992) dalam
Fahein, “Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang
guru ke peserta didik, tetapi peserta didik harus mengartikan apa yang
diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka atau
konstruksi yang telah mereka bangun/miliki sebelumnya”. Kita dapat mengartikan
bahwa ilmu atau pengalaman itu haruslah peserta didik yang membangun dan
kedudukan dianggap sebagai pelontar yang mengarahkan dan membantu agar tujuan
pembelajaran tersebut dapat dicapai oleh peserta didik dan merupakan suatu
keberhasilan pula bagi guru yang bersangkutan.
Metode dengan
menggunakan strategi konflik kognitif ini merupakan suatu cara yang dianggap
sangat baik. Karena degan cara ini, peserta didik diajarkan atau dilatih untuk
mencari, menemukan dan mempelajari dari apa yang mereka ketahui atau pun belum
ketahui dengan hal yang berkaitan dengan kehidupannya. Sehingga peserta didik
padap mempelajari atau memahami konsep dari materi pelajaran tersebut dan dapat
mengaitkannya dengan hal yang sebenranya (lingkungan).
Seperti
yang kita ketahui, konflik ini dikaitkan dengan suatu pengetahuan yang diterima
oleh peserta didik sebagai suatu yang membuat permasalahan itu muncul dari
suatu teori atau pendapat yang dianggap benar dengan suatu kejadian yang ada
dikehidupan peserta didik alaminya. Jadinya peserta didik diharapkan dapat merespon atau
ada rasa ingin tahu, sehingga mereka ingin membuktikan hal yang dipelajari
tersebut apakah sesuai dengan apa yang terjadi dalam pengalaman mereka. Dengan begitu
peseta didik akan mempelajari dan membandingkannya.
Menurut Osborne (1993) dalam Pahein,
“strategi konflik kognitif mempunyai pola umum yaitu: exposing alternative
framework (mengungkapkan konsepsi awal), creating conceptual cogntif ( menciptakan konflik
koseptual), encouraging cognitive accommodation (mengupayakan terjadinya
akomodasi kogntif)”. Sebagai contoh dalam metode ini apabila dihubungkan dengan
pembelajaran dalam kimia yaitu sebagai berikut :
Peserta didik diberikan suatu
1.
Mengungkapkan Konsepsi Awal Siswa
Pada
tahap atau pola awal menurut Osbnorne yakni mengungkapkan konsepsi awal.
Maksudnya, sisiwa terlebih dahulu dijelaskan suatu materi oleh pendidik. Materi
ini sebagai dasar yang akan diterima pikiran mereka untuk dapat memahami hal
tersebut. Contohnya dalam pembelajaran kimia yaitu, sisiwa dikelas diberikan
konsep atau materi yang akan mereka pelajari. Misalkan saja materi mengenai
larutan elektrolit dan nonelektrolit.
2.
Menciptakan Konflik Konseptual
Dalam pola atau tahap ini, pendidik memberikan konflik yang
membuat pemikiran mereka terarah pada apa yang pernah mereka alami atau
pengalaman mereka dengan materi yang dibahas. Saat guru telah menyampaikan
materi, guru akan menanyakan kepada siswa tentang hal apa yang pernah mereka
alami berhubungan dengan larutan elektrolit dan nonelektrolit ini. Saat itu
sisiwa pasti akan mencoba memikirkan bagaimana hal itu dapat terjadi, saat itu
lah mereka muli mencari tahu. Misalnya mereka telah mempelajari materi
tersebut, dan kemudian mereka ingin membuktikan apakah benar bahwa ada larutan
yang dapat mengahntarkan listrik dan ada
juga yang tidak, serta mengapa hal tersebut dapat berbeda sifat dan apa
penyebabnya. Kemudian, guru dapat membimbing peserta didik untuk melakukan
pembuktian yang dapat dilakukan dengan experiment atau praktikum. Pada
percobaan tersebut guru berperan dalam membantu agar siswa dapat memahami dan
mempelajari bagaimana dan apa yang menyebabkan hal tersebut.
3.
Mengupayakan Terjadinya Akomadasi Kognitif
Akomodasi kognitif yang dimaksud
disini yakni sebagai suatu penyelesaian atau pendapat dari sisiwa terhadap
pertayaan dari guru atau temannya apabila dilakukan diskusi setelah percobaan
terhadap hasil dari yang dibuktikan. Intinya, sisiwa mendapat sebuah pertanyaan
dan mereka harus menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan kemampuan berfikirnya
dari apa yang telah dia buktikan dan simpulkan. Tentu saja saat hal ini
berlangsung dengan bimbingan pendidik atau guru. Yang akan memberikan
penjelasan yang benar apabila terjadi penyimpangan konsep. Sehingga mereka
dapat belajar mengembangkan pemikiran sendiri.
SIMPULAN
Adapun kesimpulan dari
materi yang kami jelaska adalah :
Setiap
pembelajarn itu pasti akan menggunakan metode. Karena metode pembelajaran
merupakan suatu dasar yang digunakan dalam proses tersebut sehingga dapat dijalankan
secara tepat, produktif dan efesien.
Reciprocal
teaching menggarahkan kepada sisiwa yang belajar untuk mandiri, dan strategi
konflik kognitif bertujuan sebagai suatu metode yang mana siswa merasa ingin
tahu dengan hal dikehidupannya dari sebuat teori atau materi yang dipelajari.
SARAN
Semoga dari materi ini teman-teman dapat mempelajari
makalah kami lebih lanjut. Sehingga ada koreksi apa bila adanya kesalahan. Dan
menurut kami teman-teman dapat menerapkan metode ini, karena menurut kami
metode ini sangat bagus diaplikasikan.
DAFTAR
REFRENSI
Lorsbach,
A. & Tobin, K. (1992). Contructivism
as a Referent for Science Teaching. NARST Reseach Matters. To The Sciense
Teacher, No. 30
Osborne,
J. (1993). Beyond Construktivism In The Proceedings of the Third International
Seminar on Misconceptions and Educational Strategies in Science and Mathematics
Ittaca, N.Y., Misconception Truts.
SURAT
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Assalamualaikum warrahmatullahhi wabarakatu,
Adapun
bersama dengan surat ini, kami menyatakan bahwa makalah yang kami buat tidak
dengan cara plagiat atau memasukan karya orang lain tanpa izin. Jika ada
penyisipan materi/teori/pendapat dari dan milik orang lain, maka kami akan
cantumkan bersama dengan sumbernya sebagaimana yang ada didaftar referensi.
Mengetahui Penangungjawab,